MASJID GEDHE KAUMAN
Masjid Gedhe Kauman terletak
tidak jauh dari Kraton
Yogyakarta yaitu
di sebelah barat tepat disamping
Alun-alun Utara yang
secara administrasi beralamat
di Kampung Kauman, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta.
dokumentasi oleh Irvani Putri |
Bagi anda yang ingin berkunjung ke masjid ini
menggunakan kendaraan beroda dua bisa menggunakan lahan parkir yang ada di
dalam wilayah masjid, sedangkan bagi anda yang mengendarai kendaraan beroda
empat, anda harus memarkirkan kendaraan anda diluar wilayah masjid karena
masjid ini dikelilingi oleh tembok dan hanya memiliki pintu masuk yang hanya
cukup dilewati oleh kendaraan beroda dua seperti sepeda motor.
Fasilitas yang ada seperti toilet dan tempat wudhu
sudah cukup baik. Pengaturan tempat wudhu di masjid ini sangat baik karena tempat
wudhu untuk pria dan wanita dipisah dengan jarak yang cukup jauh namun karena letak tempat wudhu tersebut diluar maka bagi wanita yang mengenakan hijab mungkin akan merasa sedikit canggung ketika berwudhu karena tempat wudhu dekat dengan serambi dan di serambi tidak diberlakukan tempat khusus wanita dan tempat khusus pria. Toilet yang
tersedia juga bersih. Pengunjung juga tidak di kenakan biaya masuk.
Masjid yang berumur lebih dari 200 tahun dan termasuk
ke dalam daftar masjid tertua di pulau Jawa ini merupakan poros dari lima
masjid pathok yang dibangun di empat
penjuru mata angin sebagai penanda batas terluar kesultanan Ngayogyakarta.
Masjid yang
kini menjadi cagar budaya dan merupakan bagian tak terpisahkan dari kesultanan
Ngayogyakarta ini memiliki arsitektural yang sarat dengan simbol dan filosofis
Jawa. Bagian atap masjid ini menggunakan model atap bertumpang tiga dengan
mustaka sebagai ilustrasi daun kluwih dan gadha. Model tajug bertumpang tiga
ini memiliki makna filosofis dalam mencapai kesempurnaan melalui tiga fase
sufistik kehidupan manusia yaitu, Syariat, Makrifat dan Hakekat.
Walaupun masjid
ini sudah dibangun menghadap ke arah barat, namun anda bisa melihat bahwa shaf
untuk sholat terutama di serambi masjid, dibuat garis garis miring yang
ditujukan untuk membenarkan arah kiblat yang sesungguhnya. Perbaikan arah
kiblat ini dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan.
dokumentasi olh Zahra Shaumi |
Jika anda ingin berkunjung ke masjid ini, hal pertama yang harus anda ingat adalah bahwa anda hendak mengunjungi sebuah tempat ibadah yang masih berfungsi hingga saat ini. oleh karena itu, anda harus berpakaian sopan dan tertutup, menjaga sikap selama berada di dalam wilayah masjid, serta mematuhi peraturan yang berlaku di masjid tersebut.
Selain untuk
beribadah, anda juga bisa menikmati arsitektur masjid yang khas dan
mengingatkan kita dengan arsitektur kraton yang dapat menjadi daya tarik dari
masjid ini. Adanya sebuah kerangkeng atau yang biasa disebut Maksura di dalam
masjid yang dahulu digunakan untuk melindungi sultan ketika sedang beribadah
juga merupakan salah satu daya tarik yang mengingatkan kita pada sistem keamanan
raja pada zaman dahulu.
dokumentasi oleh Zahra Shaumi |
Selain maksura
dan mimbar yang ada di dalam masjid, masjid ini juga memiliki berbagai ruangan
yang memiliki fungsi berbeda, seperti pawestren (tempat khusus bagi jamaah
putri), yakihun (ruang khusus peristirahatan para ulama, khotib, dan merbot),
blumbang (kolam), dan serambi masjid
yang dapat digunakan untuk beristirahat dan menghilangkan lelah sejenak,
dapat juga digunakan sebagai tempat untuk menunggu atau sekedar duduk-duduk
bagi yang sedang tidak melaksanakan ibadah shalat.
dokumentasi oleh Zahra Shaumi |
sumber :
http://kotajogja.com/4399/masjid-gedhe-kauman/ yang ditulis oleh Aan Ardian
Komentar
Posting Komentar