Museum Fatahilah, Museum dengan Sejarah Jakarta pada masa pemerintahan VOC di Dalamnya

Masih di kawasan yang sama, tepatnya di Jalan Taman Fatahillah No.1, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta. Jika anda mengunjungi kota tua dan ingin berkunjung ke salah satu museum yang ada disana, anda bisa berkunjung ke salah satu tempat paling terkenal di kawasan itu yaitu Museum Fatahilah atau bisa juga disebut sebagai Museum Sejarah Jakarta.



Dari stasiun anda bisa berjalan kaki beberapa ratus meter dari Stasiun Jakarta Kota ke arah kiri, kemudian anda akan sampai ke sebuah lapangan yang cukup besar. Lapangan tersebut berada di depan bangunan museum Fatahilah. Untuk HTM, jam buka, serta biaya pemakaian fasilitas, anda yaitu seperti yang tertera pada gambar.





Museum Fatahilah sendiri dahulu digunakan sebagai kantor gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin. Beliau sendiri yang meresmikan museum tersebut pada tanggal 30 Maret 1974. Sebelum digunakan sebagai kantor gubernur dan sekarang menjadi museum, dahulu bangunan ini berfungsi sebagai balai kota pada masa pemerintahan VOC di Batavia.

Selain menjadi balai kota, pada masa pemerintahan VOC, gedung ini juga memiliki fungsi lain diantaranya sebagai sebagai Pengadilan, Kantor Catatan Sipil, tempat warga beribadah di hari Minggu, dan Dewan Kotapraja (College van Scheppen). Museum Fatahilah ini memiliki dua lantai dan ruang bawah tanah.

Lantai satu museum ini berisi peninggalan VOC berupa berbagai patung, berbagai macam keramik-keramik dan barang kerajinan seperti prasasti, gerabah, dan beberapa penemuan yang ditemukan para arkeolog. Selain peninggalan VOC, ada juga beberapa peninggalan khas Betawi pada zaman dahulu.

Lantai dua berisi berbagai macam perabotan peninggalan Belanda seperti lukisan dan tempat tidur. Lantai ini juga memiliki jendela yang besar dan menghadap ke alun-alun yang konon dahulu digunakan untuk melihat hukuman mati para tahanan yang dilakukan di tengah alun-alun.

Sebagian besar tahanan tersebut dipenjara karena melawan pemerintah Belanda yang saat itu menguasai Batavi. Para tahanan tersebut kemungkinan besar di kurung di penjara yang berada di ruang bawah tanah. Penjara tersebut sangat kecil sehingga orang yang berada di dalamnya hanya bisa berjongkok atau duduk karena ruang penjara tersebut sangat sempit.


Di dalam penjara tersebut juga terdapat belenggu yang digunakan untuk membelenggu kaki para tahanan agar tidak bisa kabur dari penjara karena di setiap belenggu terdapat bandul besi. Ruang bawah tanah tersebut terdiri dari lima ruang penjara yang sempit dan pengap.


Ketika melihat ruang penjara tersebut rasanya kita secara tidak langsung merasakan penderitaan dan kengerian rakyat Batavia yang di penjara di ruang bawah tanah pada zaman dahulu. Mereka rela mengorbankan nyawanya  bahkan di hukum mati karena memberontak.

Museum Fatahilah ini sebaiknya di beri pengawasan ketat karena barang-barang yang ada di dalam museum sangat berharga. Untuk ruang bawah tanah, akan lebih baik jika diberi penerangan tambahan karena ruangan terlalu gelap dan terkesan sangat menyeramkan.



Sumber :
http://karyabesa.com/museum-fatahillah-tiket-masuk-dan-jam-buka/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MONUMEN PROKLAMASI : SAKSI BISU PEMBACAAN TEKS PROKLAMASI.

Hasil diskusi kelompok Manajemen Desa Wisata

SUMUR TIGA RASA DI MASJID SI PITUNG