Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Hasil diskusi kelompok Manajemen Desa Wisata

Gambar
Nama kelompok (kelas c): Jovanda Jihan Mira Dwi Monawati M. Choirul Pipit Puspita Zahra Shaumi P. Sebuah desa wisata yang baik adalah desa wisata yang memiliki kelembagaan yang memiliki struktur organisasi yang jelas, tertulis, dan dilaksanakan atau dijalankan dengan baik dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat serta dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan berkelanjutan. Berikut adalah salah satu contoh struktur organisasi, yang menurut hasil diskusi kelompok kami, seharusnya dimiliki oleh sebuah desa wisata. Struktur Organisasi: Salah satu contoh desa wisata yang sudah tergolong bagus atau baik dalam hal kelembagaannya yaitu Desa Wisata Penglipuran di Bali karena Desa Wisata tersebut telah memiliki visi dan misi yang jelas, struktur kelembagaan yang baik, dapat mempertahankan adat istiadat yang ada dan masih tetapmenerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Desa Wisata Penglipuran juga memiliki sistem tata guna lahan yang sangat baik yang dikelola

New Journey to... Desa Wisata Ngringinan

Gambar
Kami berkumpul di depan Museum Bantul Masa Belanda. Pagi itu, di hari Sabtu yang biasanya saya gunakan untuk bermalas-malasan di kamar kos saya, agak berbeda dengan hari sabtu lainnya. Hal tersebut karena saya memiliki agenda yang harus saya laksanakan, yaitu kuliah lapangan satu angkatan yang dilakukan di Desa Wisata Ngringinan, Bantul. Pagi itu saya bersama teman-teman saya berangkat pada pukul 07.20 WIB menggunakan sepeda motor. Sebelumnya, kami sepakat untuk berkumpul di satu titik, dan kami memutuskan akan memulai perjalanan dari Blangkon net, yang selanjutnya akan memulai perjalanan menuju Desa Wisata Ngringinan. Maps yang membimbing kami menuju lokasi. Hari itu jalanan cukup lancar, kami hanya membutuhkan waktu sekitar 40-50 menit untuk bisa sampai ke Desa Wisata Ngringinan. Kami juga tidak menemukan masalah dalam mencari arah menuju tempat tujuan kami karena salah satu teman kami sudah pernah ke daerah tersebut sebelumnya, namum belum pernah ke Desa Wia

Gareng: Tokoh Wayang yang Mirip dengan Penulis

Gambar
sumber gambar Nala Gareng atau yang lebih dikenal dengan Gareng merupakan tokoh Punakawan yang digambarkan memiliki kecacatan fisik yang menandai bagaimana Gareng bersikap dalam hidup. Kakinya pincang, tangannya cacat, dan matanya juling. Kecacatan fisiknya juga memiliki makna filosofis yang menggambarkan bagaimana manusia seharusnya bersikap dalam hidup. Matanya yang juling memiliki makna agar manusia harus memahami realitas kehidupan yang terkadang tidak sesuai dengan keinginan, kakinya yang pincang mengajarkan manusia agar selalu berhati-hati dalam bertindak, dan tangannya yang cacat dimaknai sebagai sifat Gareng yang tidak suka mengambil hak orang lain, namun dalam versi lain, dimaknai sebagai semaksimal apapun manusia berusaha, pada akhirnya, Tuhan lah yang menentukan hasilnya. Gareng juga digambarkan sebagai tokoh yang tidak pandai berbicara sehingga seringkali apa yang dikatakannya menjadi serba salah, Gareng juga merupakan tokoh yang lucu yang dapat membuat o