New Journey to... Desa Wisata Ngringinan

Kami berkumpul di depan Museum Bantul Masa Belanda.


Pagi itu, di hari Sabtu yang biasanya saya gunakan untuk bermalas-malasan di kamar kos saya, agak berbeda dengan hari sabtu lainnya. Hal tersebut karena saya memiliki agenda yang harus saya laksanakan, yaitu kuliah lapangan satu angkatan yang dilakukan di Desa Wisata Ngringinan, Bantul.

Pagi itu saya bersama teman-teman saya berangkat pada pukul 07.20 WIB menggunakan sepeda motor. Sebelumnya, kami sepakat untuk berkumpul di satu titik, dan kami memutuskan akan memulai perjalanan dari Blangkon net, yang selanjutnya akan memulai perjalanan menuju Desa Wisata Ngringinan.

Maps yang membimbing kami menuju lokasi.


Hari itu jalanan cukup lancar, kami hanya membutuhkan waktu sekitar 40-50 menit untuk bisa sampai ke Desa Wisata Ngringinan. Kami juga tidak menemukan masalah dalam mencari arah menuju tempat tujuan kami karena salah satu teman kami sudah pernah ke daerah tersebut sebelumnya, namum belum pernah ke Desa Wiasata Ngringinan sebelumnya. Kami hanya mengandalkan gmaps ketika mulai memasuki wilayah ngringinan untuk mencari titik kumpul kami, yaitu Museum Bantul Masa Belanda.

Sebelumnya, kami dibagi menjadi dua kelompok, kelompok yang pertama akan menuju Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus terlebih dahulu, sementara sisanya akan mendapat penjelasan mengenai profil Desa Wisata Ngringinan, berkesempatan melihat isi museum, serta mendapatkan penjelasan tata cara membuat madumongso khas Desa Wisata Ngringinan, yang sayangnya saat itu kami tidak bisa melihat proses pembuatan madumongso tersebut.

Madumongso khas Desa Wisata Ngringinan


Setelah mendapatkan sambutan dan mendengarkan penuturan mengenai profil Desa Wisata Ngringinan serta penjelasan mengenai proses pembuatan madumongso, saya dan teman teman lainnya yang mendapat kelompok 2 berkesempatan melihat isi Museum Bantul Masa Belanda.

Tampak depan Museum Bantul Masa Belanda.


Museum Bantul Masa Belanda berisi banyak foto yang menunjukkan keadaan Bantul pada masa Belanda khususnya di daerah sekitar Desa Wisata Ngringinan. Di antara foto-foto tersebut ada beberapa foto yang menunjukkan proses pembuatan sebuah candi yang terletak bersebelahan dengan sebuah gereja. Gereja yang dimaksud adalah Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus yang terletak tidak jauh dari Museum Bantul Masa Belanda. Gereja tersebut memiliki keunikan tersendiri, yaitu bentuknya yang dibuat seperti Joglo. 

Selanjutnya, karena waktu sudah semakin siang, saya dan teman-teman kelompok 2 lainya diarahkan untuk pergi menuju Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus. Disana kami bisa melihat betapa uniknya gereja tersebut dengan bentuknya yang berupa Joglo, dan adanya sebuah candi yang berada tak jauh dari gereja tersebut, bahkan masih dalam satu area.

Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus.
 
Candi yang berada di area gereja 


Suasana di area gereja sangat tenang dan damai menggambarkan toleransi yang sungguh menyentuh hati. Bisa menyaksikan hal tersebut dengan mata saya sendiri menjadi pengalaman yang berharga bagi saya.

Bagi anda yang ingin menetap untuk beberapa hari dan melakukan berbagai macam kegiatan di Desa Wisata Ngringinan, anda bisa memesan homestay melalui booking.com. Sedangkan untuk kegiatan wisatanya sendiri, Desa Wisata Ngringinan memiliki banyak sekali kegiatan wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan. Anda bisa merasakan suasana toleransi warganya sejak pertama datang di desa wisata ini dan merasa nyaman berada di des wisata tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MONUMEN PROKLAMASI : SAKSI BISU PEMBACAAN TEKS PROKLAMASI.

Hasil diskusi kelompok Manajemen Desa Wisata

SUMUR TIGA RASA DI MASJID SI PITUNG